Autisme pada Anak − Selama masa pertumbuhan, anak yang didiagnosis mengidap autisme kerap menunjukkan perilaku berbeda dibanding dengan anak-anak pada umumnya. Misalnya, melakukan gerakan yang sama secara berulang dan terus-menerus, gangguan reaksi emosional, atau kesulitan berkomunikasi secara verbal dan nonverbal.
Sebagai orang tua, ketika mendengar fakta bahwa anak mengidap autisme, tentu tak dapat dielak akan menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran. Sebab, penting bagi orang tua untuk mengetahui dengan benar kondisi anak dan bagaimana cara menghadapi anak yang mengidap autisme. Dalam artikel ini, telah kami rangkum mengenai apa itu autisme, ciri-cirinya, serta hal yang harus orang tua lakukan terhadap anak autis.
Table of Contents:
Austism Spectrum disorder didefinisikan sebagai kekurangan yang persisten dalam mengembangkan komunikasi, interaksi sosial, pola perilaku, dengan adanya komunikasi atau aktivitas yang terbata dan repetitif. Simtom terebut muncul pada usia kurang lebih 2-4 tahun, dan bisa mengganggu keberfungsian sehari – hari.
Untuk penyebab mengapa seseorang mengidap autisme, belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang membuat seorang anak lebih mungkin mengidap autisme. Faktor-faktor tersebut antara lain:
Gejala autisme dapat dideteksi sejak dini, biasanya pada rentang usia 2- 4 tahun. Setiap anak autis memiliki gejala yang bervariasi. Tinkat keparahannya sendiri dibagi menjadi 3 level yaitu ringan, sedang dan berat. Namun secara keseluruhan, anak yang mengalami autis tetap membutuhkan dukungan dari lingkungannya agar dapat berfungsi lebih maksimal.
Secara garis besar, anak yang mengalami autisme akan memiliki 3 ciri khas utama yaitu:
Anak yang mengidap autisme kerap memiliki masalah dalam berkomunikasi. Mereka umumnya mengalami kesulitan dalam komunikasi baik tertulis maupun lisan. Misalnya, sulit bicara, membaca, menulis, bahkan memahami gerakan isyarat. Hal tersebut seringkali membuat emosi anak menjadi tidak stabil.
Baca juga: Apa Itu ADHD pada Anak
Karena penderita autisme memiliki masalah dalam komunikasi, hal itu tentu berdampak pada hubungan sosial mereka. Anak dengan gangguan autisme juga memiliki masalah dalam bersosialisasi. Anak autis cenderung asyik dengan dunianya sendiri sehingga kurang responsif dan sensitif terhadap lingkungan sekitar atau orang lain.
Penderita autisme juga memiliki gejala berupa gangguan perilaku tertentu seperti mengulang kata dan gerakan-gerakan tertentu, marah dan menangis tanpa sebab, mengucapkan kata-kata yang tidak jelas maksudnya, dan lain sebagainya.
Kendati demikian, gejala-gejala autisme tak melulu negatif. Beberapa anak autis memiliki kelebihan yang luar biasa. Mereka biasanya lebih fokus terhadap detail, memiliki tingkat konsentrasi tinggi, dan berdaya ingat tajam.
Menurut data WHO, 1 dari 160 anak menderita autisme. Artinya, kondisi autisme tergolong cukup langka, sehingga tak jarang anak-anak autisme terutama dengan gejala berat mendapatkan perawatan yang kurang tepat. Ditambah kurangnya kesadaran orang-orang tentang cara menanggapi dan bertindak terhadap penderita autisme, sehingga tak jarang anak autis mendapat perlakuan tak menyenangkan dari masyarakat di sekitar.
Sebagai orang tua, ketika anak didiagnosis menderita autisme, Anda mungkin akan bertanya-tanya terkait apa yang harus dilakukan agar anak bisa sembuh. Perlu diketahui bahwa autisme bukan penyakit yang dapat disembuhkan, yang dapat kita lakukan adalah memaksimalkan potensi dirinya sehingga kelak si anak bisa hidup mandiri.
Beberapa metode yang dapat diterapkan agar anak autis tetap dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Hal pertama yang harus dilakukan orang tua terhadap anak penderita autisme adalah menerima fakta tersebut. Orang tua harus memahami kondisi anak yang berbeda dari anak-anak pada umumnya. Anak autisme membutuhkan perhatian khusus terkait tumbuh kembangnya. Jadi, dengan berkonsultasi pada ahli, orang tua harus memantau stimulasi dan tumbuh kembang anak autis secara berkala.
Ada bermacam jenis terapi yang dapat digunakan untuk menstimulasi tumbuh kembang anak dengan autisme. Contoh terapi yang biasanya digunakan untuk mengatasi autisme pada anak adalah terapi okupasi, terapi wicara, terapi perilaku, dsb sesuai dengan kebutuhan anak.
Itulah beberapa informasi mengenai autisme pada anak dan apa yang perlu Anda ketahui. Jika anak Anda menunjukkan beberapa gejala seperti yang disebutkan di atas, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan Tania Kids Center!
Baca juga:
Silahkan konsultasikan pertanyaan anda pada kami
Whatsapp / phone : 0811-181-1183
Email : taniakidsc@gmail.com
Alamat : Jl. Tanjung Duren Barat 1 No. 18
Jakarta Barat 11470
Copyright © 2022. Tania Kid’s Center | Klinik Tumbuh Kembang Anak | Web Designed by