Pengaruh Bullying terhadap Kesehatan Mental – Perilaku bullying sudah sering terjadi di kalangan remaja. Bullying adalah bentuk perilaku kekerasan di mana terjadi pemaksaan secara psikologis atau fisik terhadap seseorang atau sekelompok orang yang lebih ‘lemah’ oleh seseorang atau sekelompok orang. Tindakan bullying di kalangan remaja yang kerap ditemui seperti mengancam, mengejek, menghina bahkan melakukan kekerasan antar sesama.
Para pelaku bully tidak mengenal jenis kelamin dan usia. Pelaku bisa saja seseorang hingga sekelompok orang atau mereka yang mempersepsikan dirinya memiliki kekuasaan untuk melakukan apa saja. Tindakan bullying sering terjadi pada remaja karena di masa remaja sedang mengalami perkembangan emosi, sosial, psikis, dan fisik dari masa anak-anak menuju dewasa.
Masa remaja merupakan masa peralihan di mana remaja sedang mencari jati dirinya. Perilaku bullying ini bahkan bisa terjadi dimana saja. Mulai dari keluarga, sekolah, hingga lingkungan sekitar.
Dampak bullying tak bisa dianggap remeh. Sebab, bullying bisa menganggu kesehatan mental remaja. Mereka yang menjadi korban bullying akan merasa tidak percaya diri, rendah diri, stress, dan celaka. Bahkan hal ini mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Remaja yang menjadi korban bullying bisa kehilangan semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Dalam artikel kali ini, Tania Kids Center akan membahas mengenai pengaruh bullying terhadap kesehatan mental remaja.
Table of Contents :
Bullying akan membuat anak-anak atau remaja merasa tidak nyaman. Bahkan, bullying bisa mempengaruhi kesehatan mental remaja atau anak-anak. Remaja atau anak-anak yang menjadi korban bullying rentan mengalami masalah pada kesehatan fisik maupun mental. Berikut pengaruh bullying terhadap kesehatan mental :
Korban bullying akan merasa terus tertekan hingga mengakibatkan gangguan psikosomatis. Remaja atau anak-anak yang menjadi korban bullying sering mengalami gejala psikosomatis akibat cemas. Contohnya seperti merasa sakit perut dan pusing saat hendak ke sekolah padahal kondisi fisiknya tidak bermasalah.
Perilaku bullying juga mempengaruhi pola tidur remaja yang menjadi korban bullying. Mereka akan sulit tidur dan tidur tidak nyenyak. Mereka akan sering terbangun di tengah malam karena mimpi buruk.
Salah satu pengaruh bullying terhadap kesehatan mental ialah anak akan menjadi rendah diri dan merasa dirinya tidak berharga. Tentunya, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan sosial emosional remaja hingga dewasa kelak.
Remaja yang mengalami bullying akan tidak percaya diri dan merasa dirinya tidak sepadan dengan teman-temannya. Perasaan rendah diri bisa terbawa hingga dewasa dan dia akan kehilangan kemampuan untuk berteman.
Korban bullying akan menarik diri dari segala kehidupan sosial dan memilih untuk hidup sendiri. Mereka tidak mau menjalin pertemanan dengan orang lain karena takut mengalami bully.
Pengaruh bullying terhadap kesehatan mental remaja tidak boleh disepelekan. Remaja yang mengalami bullying bisa mengalami depresi yang tak berujung hingga memiliki keinginan untuk mengakhiri hidup. Anak bisa merasa minder dan tidak berharga sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Perilaku bullying sudah sepantasnya untuk tidak dilakukan. Berikut pencegahan bullying di kalangan remaja :
Memberikan sosialisasi atau pendidikan kesehatan tentang bahaya tindakan bullying bisa menjadi salah satu pencegahan. Cara ini bisa dilakukan oleh pihak sekolah atau lingkungan tempat tinggal. Adanya hal ini diharapkan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan para remaja sehingga mereka tahu dampak buruk dari perilaku bullying. Selain itu, memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan perilaku bullying diharapkan juga dapat menghindari perilaku bullying pada remaja.
Peran orang tua dalam mencegah perilaku bullying juga sangat penting. Sebab, sebagian besar faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku bullying dalam komunikasi keluarga adalah gaya asuh yang tidak tepat oleh orang tua.
Dalam keluarga, orang tua terkadang menganggap sepele saat kakak mengolok-olok adiknya. Perilaku tersebut bisa berpotensi menjadi bullying bagi anak. Oleh karena itu, komunikasi dengan baik antar anggota keluarga adalah hal yang penting.
Pihak sekolah bisa memberikan edukasi mengenai bullying melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru perlu memberikan pemahaman kepada murid bahwa bullying ialah perilaku yang tidak patut dan melanggar norma.
Selain itu, sekolah juga harus membuat kebijakan atau aturan tentang larangan bullying di sekolah maupun di luar sekolah. Cara ini juga perlu disosialisasikan kepada pihak keluarga murid pelaku bullying dan korban.
Untuk mencegah perilaku bullying, orang tua bisa meningkatkan harga diri anak sehingga ia merasa dirinya berharga.
Perilaku bullying memang tidak dibenarkan. Untuk dapat mencegah perilaku tersebut, ajarkan anak cara menghadapi bullying dengan tepat dan tegas. Salah satunya bisa dengan mengkonfrontasi, mengajak bicara dan mempertanyakan tindakannya menindas orang lain.
Itulah pengaruh bullying terhadap kesehatan mental remaja. Berbicara kesehatan mental terkadang sebagian orang tua tidak memahaminya. Padahal, kesehatan mental remaja yang mengalami bully sangat perlu diperhatikan. Apabila Anda masih bingung mengenai kesehatan mental anak dan remaja, konsultasikan langsung dengan ahlinya di klinik Tania Kids Center.
Baca juga :
Silahkan konsultasikan pertanyaan anda pada kami
Whatsapp / phone : 0811-181-1183
Email : taniakidsc@gmail.com
Alamat : Jl. Tanjung Duren Barat 1 No. 18
Jakarta Barat 11470
Copyright © 2022. Tania Kid’s Center | Klinik Tumbuh Kembang Anak | Web Designed by