Mengetahui cara menghadapi anak pelaku bullying merupakan kemampuan yang harus dimiliki Papa Mama. Hal ini bertujuan apabila suatu hari Papa Mama mendapati bahwa si kecil melakukan perisakan terhadap orang lain, Papa Mama mengetahui langkah tepat apa yang harus diambil.
Tidak ada orang tua yang ingin mendengar kabar bahwa anak melakukan bullying terhadap anak lain. Benar, bukan, Pa Ma?
Rasanya tentu sangat menyakitkan ketika Papa Mama mengetahui bahwa si kecil menyakiti orang lain. Namun, sebenarnya bukan hanya korban bullying yang memerlukan bantuan, tapi juga pelakunya. Perundungan merupakan masalah yang serius baik bagi korban maupun pelaku.
Kemampuan bersosialisasi dan berteman adalah skill penting bagi si kecil. Jika anak menjadi seorang pelaku perundungan baik verbal, fisik, bahkan perundungan secara daring, artinya ada masalah dalam diri mereka. Khususnya terkait perkembangan mental dan emosi.
Julukan ‘nakal’ untuk anak yang melakukan tindakan bullying tidak dapat dibenarkan. Pasalnya, perilaku yang ditunjukkan si kecil bukanlah refleksi dari siapa mereka di dunia nyata. Anak-anak masih dalam tahap belajar dan mencari tahu. Mereka tetaplah anak baik, hanya saja melakukan kesalahan.
Beberapa alasan yang memungkinkan anak melakukan perundungan antara lain:
-Ingin mendapatkan perhatian dari guru atau teman lain,
-Pernah menjadi korban bullying di tempat lain,
-Tidak tahu bahwa bullying adalah perilaku bruk,
-Pola asuh yang tidak tepat.
Dengan mengambil sudut pandang anak, Papa Mama dapat mengetahui akar dari permasalahan bullying yang anak terlibat di dalamnya. Berikut adalah beberapa tips untuk membimbing si kecil supaya memiliki hubungan pertemanan yang sehat dan jauh dari jerat tindak kekerasan.
Komunikasi adalah kunci. Bicarakan secara langsung dengan si kecil mengenai situasi yang sedang terjadi. Tanpa menyudutkan, ulik kebenaran dari perbuatan tersebut. Tanyakan apakah anak benar melakukan perundung, alasan mereka melakukannya, perasaan mereka, dan sebagainya.
Sebagian besar anak melakukan bullying karena ketidakmampuan mereka untuk mengontrol dan mengelola emosi. Karenanya mereka melampiaskan ke teman yang mereka pandang lemah. Bantu anak untuk melampiaskan emosinya kepada aktivitas yang tidak menyakiti diri sendiri, orang lain, maupun merusak benda. Misalnya saja mendengarkan lagu, menggambar dan lain sebagainya.
Ada anak yang tidak mengetahui bahwa bullying adalah tindakan salah. Mereka mengira itu hanyalah main-main semata. Bentuk perisakan seperti menghina fisik, latar belakang, ras, dan lain-lain biasanya dianggap anak sebagai cara bersenang-senang.
Edukasi mereka bahwa perilaku tersebut dapat menyakiti orang lain. Ajarkan anak untuk menerima dan menghormati segala perbedaan.
Karena Papa Mama tidak dapat memantau aktivitas anak selama 24 jam penuh, terutama ketika mereka di sekolah, bekerja sama dengan pihak sekolah merupakan tindakan yang bijak untuk menangani anak yang menjadi pelaku bullying.
Bekerja sama dengan pihak sekolah dapat membantu Papa Mama mengetahui bagaimana perilaku anak ketika di sekolah. Pihak sekolah juga dapat membantu si kecil untuk belajar bagaimana seharusnya bertindak positif dalam berteman.
Pernah dengar ungkapan buah jatuh tak jauh dari pohonnya? Agar anak tidak mengulangi perbuatan bullying, Papa Mama juga harus melihat lagi apakah ada yang salah dari pola asuh yang diterapkan.
Anak adalah peniru. Mereka akan meniru apa yang indra mereka tangkap. Untuk itu, berikanlah contoh yang baik karena setiap tindakan Papa Mama di rumah akan ditiru si kecil. Selalu tunjukkan perbuatan positif yang jauh dari kekerasan agar anak bisa belajar melakukannya terhadap orang lain.
Cek berita dan artikel lainnya di sini.
Silahkan konsultasikan pertanyaan anda pada kami
Whatsapp / phone : 0811-181-1183
Email : taniakidsc@gmail.com
Alamat : Jl. Tanjung Duren Barat 1 No. 18
Jakarta Barat 11470
Copyright © 2022. Tania Kid’s Center | Klinik Tumbuh Kembang Anak | Web Designed by